Senin, Agustus 13, 2012

Usai Bagi Makan Sahur 3 Pelajar SMAN 9 Semarang Tewas Kecelakaan

image
SEMARANG- Tiga pelajar tewas dalam kecelakaan di turunan ruas Jalan Tol Tembalang, Minggu (12/8) sekitar pukul 06.00. Sementara empat penumpang lainnya menderita luka-luka dalam kecelakaan itu.
Korban tewas yakni Rio Rizki Bagus Pamungkas (17) warga Jl Cakra No 8 Srondol; Dimas Arvico Akbar (17), warga Perum Bukit Kencana Semarang; dan Bayu Kurnia (16), warga Gaharu Barat Dalam IV No 247 Semarang.
Ketiga korban tewas itu merupakan pelajar SMA 9 Semarang. Mereka sebelumnya membagikan nasi sahur di Kawasan Simpanglima dan Taman KB, Minggu (12/8) dini hari. Usai membagikan nasi sahur, mereka beristirahat di salah satu rekannya di Perumahan Setiabudi. Tak berselang lama melepas lelah, salah satu di antara mereka mengajak ke Pantai Marina. Malang, belum sampai tujuan, mereka mengalami kecelakaan di lokasi sekitar 5 km dari pintu gerbang Tol Tembalang ke arah Kaligawe, tepatnya di Km 10,9 Tol Tembalang-Muktiharjo Seksi C Jalur A.
Mobil pelat merah H-56-A yang ditumpangi korban ringsek setelah menabrak pembatas jalan dan terpental sejauh 20 meter. Informasi yang dihimpun dari lokasi, saat itu Toyota Innova yang disopiri Rio Rizki hendak menyalip truk di depannya dari sisi kanan. Namun truk itu justru ikut banting setir ke kanan, bermaksud menghindar, Innova beralih ke arah kiri. Diduga karena turunan tajam dan kecepatan tinggi, mobil justru menabrak pembatas jalan di sisi kiri. Lalu masuk ke dalam parit menghantam jalur penyelamatan di ruas tol itu. Tak berhenti, mobil terus berguling hingga masuk ke dalam jalur tol lagi.
”Dari jejak kecelakaan, diperkirakan kecepatan 100 kilometer per jam. Jadi pengemudi tidak bisa mengendalikan mobil ketika menyalip dengan kecepatan tinggi dari kanan,” kata Kasat Lantas Polrestabes Semarang, AKBP Dwi Tunggal Jaladri.
Tanpa SIM
Hasil pemeriksaan polisi diketahui bahwa sopir Innova tak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) A. Empat korban luka yakni Dani Rahardian (16), M Ilham Fajar (16) yang tinggal Jl Merbau No 150 Perumnas Banyumanik. Korban lain, Imelda Oktaviani (16) warga Vila Mulawarman, dan Tasya Audita (16), warga Kapling 12 RT  07 RW 02, Kelurahan Jabungan, Banyumanik.
Para korban luka dirawat di Rumah Sakit Islam Sultan Agung dan Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi.
Gunawan (36) paman dari M Ilham, mengatakan pada punggung telapak tangan kiri Ilham mengalami memar dan lecet. ’’Sementara Dani Rahardian menderita memar pada hidung, kening, dan telapak tangan,’’ papar Gunawan.
Mobil Innova pelat merah H-56-A yang mengalami kecelakaan itu merupakan mobil dinas yang dipakai Staf Ahli Wali Kota Semarang, Harini Krisniati. Oka Trisnanda (16), yang merupakan putra Harini menjelaskan, mobil itu sebelumnya dipakai Oka dan kawan-kawan untuk kegiatan membagi-bagikan nasi sahur kepada masyarakat umum.
Pembagian nasi dalam acara ‘’Sahur on The Road’’ berlangsung di ruas Jl Mataram, kawasan Stasiun Tawang, Jl Pahlawan, dan kawasan Jl Menteri Supeno atau Taman KB. ”Usai membagi makan sahur sekitar pukul 04.00, kami pulang ke rumah saya di Perumahan Taman Setiabudi untuk beristirahat,” katanya saat ditemui di RSUP Dr Kariadi, kemarin.
Oka melanjutkan, setelah beristirahat sejenak tiba-tiba salah satu rekannya menawarkan ide untuk menikmati Minggu pagi di Pantai Marina. Namun, saat hendak menuju ke lokasi tersebut, Oka memilih pindah ke mobil Toyota Vios milik temannya. ”Sekitar pukul 05.30 kami berangkat. Arviko sempat mengajak saya duduk di kursi belakang mobil dinas ibu saya. Namun tidak tahu kenapa, saya lantas pindah ke mobil lain,” ujarnya.
Setelah rombongan masuk ke dalam tiga mobil yang terdiri dari Innova, Yaris dan Vios, Oka sempat berpesan kepada teman-temannya agar berhati-hati dan tidak memacu kecepatan terlalu tinggi. ”Saya sempat bilang untuk jalan pelan-pelan, tapi Rio malah mendahului.’’
Innova yang dikemudikan Rio pun berjalan lebih dulu meninggalkan rombongan lainnya. Ketika melintas di Tol Tembalang, 5 kilometer dari loket gerbang tol ke arah Gayamsari, ia melihat mobil dinas milik ibunya sudah terbalik di parit sedalam dua meter. Harini belum bisa dikonfirmasi mengenai kecelakaan itu.
Akan Dikaji
Sementara, Plt Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi turut prihatin atas kejadian itu. Hendi juga menegaskan, ke depan pihaknya akan mengkaji tentang penggunaan mobil dinas. ”Yang jelas, saya turut prihatin atas kasus ini. Kebijakan penggunaan mobil dinas akan kami kaji kembali, agar ke depan tidak terjadi kasus serupa,” ujar Hendi.
Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Supriyadi menegaskan, bahwa kejadian ini merupakan bentuk penyalahgunaan pemakaian mobil dinas. Seharusnya, mobil dinas hanya digunakan untuk operasional kedinasan. ”Dalam kasus ini malah dipakai yang bukan peruntukannya. Ini merupakan kasus yang kesekian kalinya, dan kebetulan menewaskan tiga pelajar,” tegasnya.
Politikus PDIP ini pun mengimbau kepada pejabat pengguna mobil dinas, untuk tidak memberikan kesempatan kepada anak atau saudara yang tidak memiliki hak untuk menggunakan. Terlebih pengemudi tersebut belum memiliki SIM.
Kepala SMA 9 Semarang, Nasikhun mengungkapkan kegiatan ‘’Sahur On The Road’’ bukan kegiatan yang diselenggarakan sekolah. ”Rangkaian kegiatan Ramadan yang diadakan sekolah sudah berakhir, Sabtu (11/8) lalu. Mulai Senin (13/8) mereka menjalani libur lebaran,” ungkapnya.
Dia menegaskan bahwa program Ramadan sekolah hanya mencakup kultum sebelum mengawali kegiatan belajar mengajar, pesantren kilat, dan pengumpulan infak serta zakat. ”Bagi siswa lainnya, kejadian ini dapat dijadikan sebagai pembelajaran serta lebih hati-hati dalam melakukan kegiatan di luar tanggung jawab sekolah,” kata Nasikhun.

Sumber :  http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/08/13/195796/usai-bagi-makan-sahur-3-pelajar-tewas


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar